Kabupaten Purwakarta, ternyata memiliki banyak perajin–perajin andal. Di antaranya, mereka yang bergelut di industri kerajinan kriya (keramik). Khusus untuk kerajinan kriya, saat ini terpusat di Kecamatan Plered.
Selama ini, produk rumahan berbahan dasar tanah liat yang diciptakan para perajin tersebut terdapat tiga jenis. Yakni, keramik kontruksi yang terdiri dari genteng, loster, bata merah dan lain-lain.
Kemudian, keramik tradisional terdiri dari pot, kendi, ulekan serta pendil. Serta, keramik hias dan fungsi, salah satunya patung Menong.
Misalnya, di beberapa toko di Plered atau Galeri Menong. Harganya beragam, tergantung ukuran. Untuk menong cantik dijual per paket, namun ada pula yang dijual satuan dengan harga yang terjangkau.
Seperti diketahui, Menong digambarkan sebagai sosok perempuan cantik. Kulitnya kuning langsat, bibirnya kecil, beralis panjang, dan di kepala terdapat mahkota menyerupai sigar.
Sesuai namanya, Menong Purwakarta cantik dan lucu. Apalagi, pakaiannya yang didominasi warna hitam dan merah membuat patung kecil ini nampak menggemaskan.
Menurut Kabid UKM pada Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Peridustrian Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar beberapa waktu lalu, Menong itu adalah sejenis keramik hias khas Plered. Sebenarnya, keramik hias berupa miniatur patung atau boneka ini telah dieksplor oleh perajin di wilayah ini sejak 1980 lalu.
“Sebenarnya keramik hias seperti ini sudah diciptakan sejak lama. Bahkan, Menong sudah termasyur sejak lama di luar daerah bahkan luar negeri. Memang, kalau di kalangan masyarakat Purwakarta sendiri, baru booming beberapa tahun ini,” ujar Nizar.
Nizar menjelaskan, selama ini ada beberapa jenis atau sosok yang digambarkan dalam Menong tersebut. Namun, yang saat ini lebih terkenal, itu Menong yang digambarkan sebagai sosok perempuan cantik. Kulitnya kuning langsat, bibirnya kecil, beralis panjang, dan di kepala terdapat mahkota menyerupai sigar.
“Kalau dulu-dulu, lebih terkenalnya di luar daerah. Mungkin, karena terlalu banyak produk kerajinan Plered, jadi kerajinan Menong belum terlalu terperhatikan masyarakat. Kalau dulu kan tahunya Plered itu hanya pembuat keramik saja,” jelas dia.
Dia mengaku berbangga hati karena kerajinan kriya khas wilayahnya bisa terus termasyur. Apalagi, ketenarannya sudah terdengar hingga belahan benua. Misalnya, Asia Tenggara, Amerika, dan bebeberapa negara di Eropa dan Timur Tengah.
“Tentu menjadi kebanggaan tersendiri, karena produk kerajinan kriya khas wilayah kami bisa go Internasional,” kata dia.